Pestisida Part 2

Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama”) yang diberi akhiran cide (“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai “racun” tergantung dari sasarannya.

 Gangguan pada tanaman bisa disebabkan oleh faktor abiotik maupun biotik. Faktor abiotik diantaranya keadaan tanah (struktur tanah, kesuburan tanah, kekurangan unsur hara) ;  tata air (kekurangan, kelebihan, pencemaran air) ; keadaan udara (pencemaran udara) dan faktor iklim. Gangguan dari faktor abiotik bisa diatasi dengan tindakan pengoreksian atau tidak bisa dikoreksi dengan penggunaan pestisida. Sedangkan faktor abiotik yang menyebabkan gangguan pada tanaman atau biasa disebut dengan organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Hama (serangga, tungau, hewan menyusui, burung dan moluska) ; Penyakit (jamur, bakteri, virus dan nematoda) dan Gulma (tumbuhan pengganggu). Gangguan yang disebabkan oleh OPT inilah yang bisa dikendalikan dengan pestisida.

Berdasarkan OPT sasarannya, pestisida dikelompokkan menjadi :
– INSEKTISIDA, digunakan untuk mengendalikan serangga (insec).
– FUNGISIDA, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan (jamur atau fungi).
– HERBISIDA, digunakan untuk mengendalikan gulma (tumbuhan pengganggu).
– AKARISIDA, digunakan untuk mengendalikan akarina (tungau atau mites).
– MOLUSKISIDA, digunakan untuk mengendalikan hama dari bangsa siput (moluska).
– RODENTISIDA, digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat (tikus).
– NAMATISIDA, digunakan untuk mengendalikan nematoda.
– BAKTERISIDA, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri.
– ALGASIDA, digunakan untuk mengendalikan ganggang (algae).
– PILKISIDA, digunakan untuk mengendalikan ikan buas.
– AVISIDA, digunakan untuk meracuni burung perusak hasil pertanian.
– REPELEN, pestisida yang tidak bersifat membunuh, hanya mengusir hama.
– ATRAKTAN, digunakan untuk menarik atau mengumpulkan serangga.
– ZPT, digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman yang efeknya bisa memacu pertumbuhan atau menekan pertumbuhan.
– PLANT ACTIVATOR, digunakan untuk meransang timbulnya kekebalan tumbuhan sehingga tahan terhadap penyakit tertentu.

Cara kerja pestisida dapat dibedakan menjadi :
1. Pestisida Kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh sasaran terkena pestisida.
2. Pestisida Sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
3. Pestisida Lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.
4. Pestisida Fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas.

Penggunaan Pestisida secara bijaksana adalah penggunaan pestisida yang memperhatikan prinsip 5 (lima) tepat, yaitu :
1. Tepat Sasaran, tentukan jenis tanaman dan hama sasaran yang akan dikendalikan, sebaiknya tentukan pula unsur-unsur abiotis dan biotis lainnya.
2. Tepat Jenis, setelah diketahui hasil analisis agro ekosistem, maka dapat ditentukan pula jenis pestisida apa yang harus digunakan, misalnya : untuk hama serangga gunakan insektisida, untuk tikus gunakan rodentisida. Pilihlah pestisida yang paling tepat diantara sekian banyak pilihan, misalnya : untuk pengendalian hama ulat grayak pada tanaman kedelai. Berdasarkan Izin dari Menteri Pertanian tersedia ± 150 nama dagang insektisida. Jangan menggunakan pestisida tidak berlabel, kecuali pestisida botani racikan sendiri yang dibuat berdasarkan anjuran yang ditetapkan sesuai pilihan tersebut dengan alat aplikasi yang dimilki atau akan dimilki.
3. Tepat Waktu, waktu pengendalian yang paling tepat harus di tentukan berdasarkan :
a. Stadium rentan dari hama yang menyerang tanaman, misalnya stadium larva instar I, II, dan III.
b. Kepadatan populasi yang paling tepat untuk dikendalikan, lakukan aplikasi pestisida berdasarkan Ambang Kendali atau Ambang Ekonomi.
c. Kondisi lingkungan, misalnya jangan melakukan aplikasi pestisida pada saat hujan, kecepatan angin tinggi, cuaca panas terik.
d. Lakukan pengulangan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
4. Tepat Dosis / Konsentrasi, gunakan konsentrasi/dosis yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh Menteri Pertanian. Untuk itu bacalah label kemasan pestisida. Jangan melakukan aplikasi pestisida dengan konsentrasi dan dosis yang melebihi atau kurang dari yang dianjurkan, karena dapat menimbulkan dampak negatif.
5. Tepat Cara, lakukan aplikasi pestisida dengan cara yang sesuai dengan formulasi pestisida dan anjuran yang ditetapkan.

Sumber. http://www.tanindo.com

 

1 Comments

  1. Ping balik: Perlintan | GunCitorvum

Tinggalkan komentar